Budaya dan Seni

09 November 2023
Fahmi Aditya Cahyadi Skom
Dibaca 295 Kali
Budaya dan Seni

Longser adalah salah satu jenis teater rakyat tatar Sunda yang hidup di daerah Priangan, Jawa Barat. Sebagai teater rakyat, longser dipentaskan di tengah-tengah penonton. Bahkan, pada awal perkembangannya longser hampir tidak pernah dipentaskan di sebuah panggung yang ditata sedemikian rupa. Tempat pementasannya dilakukan di alun-alun, terminal, stasiun, atau bahkan di pinggir jalan. Sebuah pergelaran longser biasanya dilengkapi oleh nayaga (penabuh musik), pemain, bodor (pelawak), dan ronggeng (penari) merangkap penyanyi untuk daya tarik tersendiri bagi penonton.

Longser hidup dan berkembang di daerah Priangan, terutama di daerah Bandung.

Sekitar tahun 1915 di Bandung ada sebuah pagelaran rakyat yang terkenal dengan nama doger. Kemudian nama doger berubah menjadi lengger dan pada akhirnya berubah lagi menjadi longser yang cukup berjaya antara tahun 1920-1960-an.

Bentuk pertunjukan longser terdapat unsur tari, nyanyian, lakon yang dibumbui dengan lelucon khas masyarakat Sunda. Biasanya pertunjukan dilakukan malam hari di tempat terbuka dengan tikar sebagai alas duduk penonton. Secara otomatis penonton membuat setengah lingkaran mirip dengan bentuk tapal kuda. Di tengah arena biasanya diletakkan oncor atau corong bersumbu tiga sampai lima untuk alat penerangan pertunjukan.

Gamelan disimpan di belakang yang sekaligus dijadikan tempat berganti pakaian atau kostum oleh seluruh anggota rombongan. Walaupun sering ditampilkan malam hari, namun apabila cuaca tidak mendukung dipertunjukan pula pada siang hari dengan istilah yang berganti menjadi pertunjukan lontang. Longser dikenal juga dengan kemasan mengamen di pinggir jalan, walaupun sekali-kali ada yang memanggil untuk acara hajatan.